Dec 4, 2011

Pack it Up

It seems that I have found (or change?) my ultimate destination , which located at the southern most point of this globe. It'll be super exciting if I could have make it there. Supppppaaaaa rad!







Dig This! Kitchen


Kitchen
Banana Yoshimoto
First Printed : 1988
Fukutake Shoten, Japan

Pertama kali saya baca buah karya Banana Yoshimoto adalah cerpen (apa novelet yah?) Hard Boiled and Hard Luck. Itu juga sebenernya niat utamanya untuk presentasi seminar sastra waktu kuliah dulu (yang dengan cantiknya ditolak H-3 presentasi). Tapi dari dua cerita yang ada di buku itu saya menangkap esensi yang selalu dituangkan oleh nona pisang ini: duka & keterasingan.

Itu juga yang terlihat ketika saya membaca Kitchen ini. Saya lupa mana yang pertama keluar, tetapi saya membaca Kitchen ini jauh setelah Hard Boiled and Hard Luck. Nuansa keterasingan itu ternyata masih ada.

Bagaimana kita menghadapi sebuah perpisahan? dengan meratapi sedemikian rupa? atau mencoba bangkit dengan melakukan hal-hal yang dapat melupakan kesedihan yang ditimbulkan akibat perpisahan itu, walaupun pada akhirnya kita akan tetap mengingat itu di penghujung hari?

Mikage Sakurai melakukannya dengan cara yang berbeda, berdiam diri di dapur.Entah bagaimana dapur membuat kegelisahan yang ada pada dirinya hilang. Semenjak kepergian neneknya, dapur seakan menjadi obat kerinduan yang tak dapat digantikan oleh hal lainnya. Meringkuk dengan nyaman di samping kulkas, yang menurut dia menghangatkan, membayangkan bagaimana dapur idaman dia seharusnya terlihat ketika memiliki rumah nanti. Ketertarikan tidak biasa Mikage terhadap dapur mengantarkan dia pada pertemuan dengan Yuichi Tanabe. Lalu Yuichi tanpa ragu mengajak Mikage untuk tinggal bersama di rumahnya dengan "Ibunya", Eriko Tanabe. Ketiganya kemudian menjalin suatu interaksi unik di mana dapur menjadi penghubung mereka semua, dan dapat membantu mereka melupakan berbagai kesedihan yang sebelumnya mereka alami.

Pada cerita Moonlight Shadow, ceritanya (juga) tidak jauh-jauh dengan kehilangan. Satsuki mendapati kenyataan pahit bahwa kekasihnya, Hitoshi, meninggal dalam kecelakaan. Begitu juga dengan Shu, adik Hitoshi yang kehilangan kekasihnya, dan kakaknya sekaligus dalam kecelakaan yang sama. Kebiasaan Shu yang menjadi senang mengenakan seragam kelasi, pertemuan Satsuki dengan Urara, seakan menjadi sebuah rangkaian kejadian yang menyadarkan mereka untuk tetap melanjutkan hidup dan melupakan kesedihan yang ada.

Secara sekilas sebenarnya Kitchen + Moonlight Shadow tidak memberikan konflik yang rumit macam Bella Vista atau Shangrila (ketauan angkatan berapa), tetapi Nona Pisang ini dapat menelusuri konflik yang sederhana, juga penuturan yang tidak panjang lebar, tetapi membawa dampak yang amat berpengaruh. Berbeda dengan Murakami yang bermain di kawasan surrealisnya, Banana Yoshimoto dapat membawa kita kepada after taste yang hampir sama seperti ketika menjelajah wind-up Bird chronicle misalnya, meski hanya berupa novelet semata. so my opinion for this book is, how being less can gives you beyond more without trying so hard to be it.


Mix it with:


Nov 12, 2011

Declared Healthy, and Sent Back to the World

There comes a moment when you recollect all the things you've done by the end of the night, and you just realized you've made a terrible mistake.

A terrible mistake that you regret it so much, so bad, a mistake that you are willing to give everything you have just to take it back on you.

And then, what you're afraid the most comes out and ready to haunt you forever.

Well, sometimes stupidity clears out things faster than you expect, real fast.

But the good point is, there's no doubt left. All of yur questions are perfectly answered.

So, you don't need to put more energy on expectation bar anymore.


Nov 6, 2011

Untamed Youth

To find our trueselves, is it that necessary?

Kalian mungkin bosan karena saya selalu membahas tentang penjelajahan makna hidup serta jati diri sebenarnya. Ya, harap maklum, saya kan masih muda *Dilempar bakiak*. Saya masih berada dalam kisaran usia kepala 2 awal, masih dalam masa-masa meraba *Astaga bahasa apa iniiiii*. Selain itu, topik ini seperti tidak ada habisnya untuk dibahas. Mungkin karena kadar kedewasaan yang diterima setiap orang berbeda. Mungkin.

Ketika kita masih berlabel 'ABG' (Anak Baru Meleteg), kita pasti disibukkan dengan yang namanya aktualisasi diri. Kita mencoba untuk dapat masuk dalam segala situasi kehidupan yang ditawarkan kepada kita, yang kita anggap sungguh 'berharga'. Sebuah tujuan yang dapat menuntun kita ke puncak bukit atau jurang terdalam, tergantung pilihan kita tentunya. Selain itu, dominasi ego yang tinggi, melahirkan sebuah keputusan-keputusan instan yang terkadang baru kita sadari konsekuensinya setelah terjadi, atau bahkan tidak terpikir sama sekali.

We are untamed youth.

Daann, tamu yang ditunggu pun tiba. Beberapa orang menyebutnya turning point. Perubahan pola pikir, perubahan tentang apa yang menjadi tujuan hidup kita di kemudian hari. Perlahan kabut mengenai masa depan mulai menipis, dan mata kita mulai mencoba melihat apa yang akan kita tuju. Tapi itu semua tidak terjadi secara bersamaan. Ada yang kabutnya sudah menipis di awal pagi, ada yang kabutnya masih tebal walau sudah melewati 3 malam. Kalau bisa dibilang saya mungkin termasuk orang yang masih melihat kabut tebal tersebut. Ya, kabut itu sempat menipis, tapi entah mengapa kok mendadak tebal lagi. Sepertinya karena hujan lebat.

Turning point sebenarnya bisa terjadi beberapa kali. That what makes us for what we are now, tingkat kedahsyatannya pun berbeda. Saya pernah dicurhati orang-orang yang bisa dibilang sedang mengalami 'lowest mental state', keadaan dimana isi kepala dan batin mengalami perang hebat, dan saya mencoba memberi saran terbaik yang saya punya, yang mungkin bisa menenangkan perasaan si pencurah hati. Tapi ya itu masih sebatas permukaan, karena saya belum benar-benar mengalaminya.

You don't know what its feel until it got it right through you.
Saya dapat 'arisan', dan saya benar-benar tidak siap.


Yang terjadi kemudian bisa ditebak, semudah menebak dimana hantu dalam film horor akan muncul. Saya runtuh perlahan. Saya tidak menyangka akan mendapat beberapa "pertemuan" yang mengubah hidup saya, (mungkin) selamanya.

Turning point is such a big deal. A big, huge, enormous one. Mengapa? Karena turning point merupakan satu hal yang mengubah kita inci demi inci, secara keseluruhan, pelan tapi pasti. Satu hal yang harus diperhatikan, kita harus benar-benar siap dalam menghadapinya, karena turning point selalu berhubungan erat dengan pertemuan, konflik, perpisahan, dan kehilangan. Quotes milik Joker pun kehilangan maknanya, because there's definitely no fun in it. Tergantung pilihan kita untuk memperlihatkan secara terang-terangan, atau menyimpannya sendiri di hati. Well, Eyes can't lie. Orang-orang sekitar yang terbiasa melihat kita berada di sisi kanan jalur bebas hambatan pasti cepat atau lambat akan menyadari kita sedang menepi ke bahu jalan, mengalami kempes ban, oli bocor, aki rusak, busi terbakar.

I have to be honest, I was messed. Ini bisa dibilang kali pertama dalam hidup saya. The very first turning point, ever. Mungkin karena saya merasa sudah mendapat turning point sebelumnya, yang sekarang bisa saya bilang sungguh 'cetek' kalau diingat lagi dan dibandingkan dengan sekarang. I really have no idea how to cope with this thing and how it would affect me so much in my entire life.

Akhirnya saya menjadi pencurhat. Mulai dari curhat ke 'Atas' lalu curhat kiri kanan. some says:

"Kamu itu masih muda, masih jaman kalau mau eksperimen."

and the other says:

"Maybe you tried to push it way too hard. You need to chill a bit"

I think that was it. Maybe I should give it another shoot. Another escapism will do I guess. A great one.



You know where to find me.

Nov 5, 2011

Cross

...Whatever you wanna tell me, whatever you think might scare me, I won't... and I will listen... I will be a good listener to you if that's what you want... and you know, you know... I won't judge you... I can do that sometimes, I know, but I won't... I can... listen to you and you shouldn't be scared of scaring me off or anything that you might think I'll think or on and on and just say it and I'll listen to you... 



Aug 9, 2011

Bed & Cigarettes

I’m on the verge of being delusional.

I don’t know; I guess every man has its breaking point.

But these things will happen one day. The time when you have these unexpected doubts. Time when you questioning every single thing more than ever. Time when you let anxiety dominates your thought, controlling your heart. Leave the exquisite pain more than you can bear. The worst part is you let those things happened to you. You kept that only to make you feel better about it.

Strange what desire will make foolish people do.


Apr 13, 2011

Curhat?

Huahh how are you guys?! It's been forever! (yang baca siapa juga, udah ditinggalin lama gini)

Hehehe you have no idea how I miss to write in here. mulai cerita remeh temeh sampai remeh temeh lagi semuanya selalu tumpah disini (isi blog yang random dan sulit dijelaskan). Maafkan kelalaian saya yang selalu menomorduakan kegiatan ga penting tapi berdampak besar ini, haha tapi saya selalu mencoba untuk menceritakan sesuatu, walau memang agak menyebalkan karena tidak bisa secara reguler. Tapi kok agak sedih yah, jaman-jamannya pertama punya blog, tiap hari adaaaa aja yang pengen diceritain, tapi kesini-kesini, mau bikin tulisan satu aja kayaknya butuh semedi ke tibet dulu. This habit should end right now, according to my decision about career.

Yes, career.

Setelah lulus orang-orang biasanya suka koran hari sabtu. Apalagi alasannya kalau bukan sisipan berbagai penawaran pekerjaan. Tapi entah kenapa pekerjaan yang ditawarkan semuanya ga ada yang klop. Kalau nggak bank ya oil company, sisanya krik krik. diantara kelabilan pilihan, saya melihat quote dari Stephen Crane:

Forget what you think about it and tell what you feel about it.

Thanks to my impulsivity, I've decided to become a copywriter (Google it! you'll find more), also I already give it a try when I become copywriter intern at JWT for this past two months.

First I thought that copywriting is just dealing with body copy, creating tagline, random ideas and voila! There goes my ad. But it turns out that its not that simple actually. Haha bener-bener culture shock. Job desknya ternyata tidaklah semudah bikin slogan "Jamu buyung upik ongkerio". Banyak printilan yang jadi tanggung jawab seorang copywriter, dimana pada akhirnya di minggu-minggu pertama saya cukup kewalahan menerima berbagai job req dan brief, serta bermacam istilah goib yang harus dipelajari dalam waktu cepat, serta deadline yang "panjang" tentu saja. Who would have thought that copywriter is responsible for pick the right person for TVC Voice Over? Tapi seiring waktu kalau terus dijalani, ini sebenarnya pekerjaan yang menarik. Secara tidak langsung copywriting sendiri mengasah kemampuan menulis. Kita ditantang untuk menciptakan sesuatu yang baru, menggodok ide dari bahan-bahan yang sudah ada sejak lama, bahkan merefresh ide itu sendiri agar tetap menarik dan mengundang perhatian banyak orang. At the end, i hope my choice can bring out something in the future. I'm so ready for this! (as long as its not a pitching :P)


On the lighter note, meet my friend SHIDA ARUYA with her mission to be "The Most Favourite Blog" at Cornetto Ice Cream of Love. Go click the like button and comment on the link where Cornetto share Shida's posting. Is it that simple? Sure it is!